Industri manufaktur adalah sektor bisnis yang berfokus pada proses transformasi bahan baku menjadi produk jadi yang memiliki nilai guna dan nilai jual di pasar. Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh individu atau pelaku usaha perorangan yang berperan sebagai manufacturer, maupun oleh entitas yang lebih besar seperti perusahaan berbadan hukum (manufacturing company).
Sementara itu, industri manufaktur adalah merujuk pada kumpulan atau kelompok perusahaan sejenis yang secara sistematis mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Proses ini menciptakan nilai tambah yang signifikan melalui serangkaian tahapan produksi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasar sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi secara menyeluruh. Namun sering terjadi masalah di manufaktur, fokus utama yang harus diselesaikan dalam industri manufaktur yakni permasalahan sistem produksi.
Permasalahan Sistem Produksi
Sebelum membahas berbagai permasalahan yang umum terjadi dalam sistem produksi, penting bagi Kita untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan sistem produksi itu sendiri. Sistem produksi merupakan suatu rangkaian terintegrasi yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berhubungan dan saling mendukung, dengan tujuan menyelesaikan proses produksi dan menghasilkan produk akhir.
Beberapa elemen utama dalam sistem produksi antara lain mencakup bahan baku, mesin, peralatan, tenaga kerja, data dan informasi, serta aspek manajerial seperti pengawasan, pengendalian dan kontrol kualitas. Dengan memahami setiap komponen dalam sistem produksi, Anda akan lebih mudah mengidentifikasi titik-titik potensial terjadinya permasalahan.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini adalah beberapa permasalahan yang sering terjadi dalam sistem produksi, beserta penjelasannya:

1. Permasalahan Mengontrol Persediaan Stok Barang
Salah satu tantangan umum yang dihadapi oleh perusahaan, terutama di sektor manufaktur, distribusi dan retail yang mana kesulitan dalam mengontrol persediaan stok barang secara akurat dan efisien. Masalah ini dapat muncul akibat sistem pencatatan yang masih manual, tidak adanya integrasi antara departemen, atau kurangnya visibilitas terhadap arus keluar-masuk barang di gudang.
Beberapa bentuk nyata dari permasalahan ini meliputi:
Overstocking, yaitu kondisi di mana jumlah stok melebihi kebutuhan, yang menyebabkan pemborosan ruang gudang dan potensi kerugian akibat barang rusak atau kedaluwarsa.
Stockout, yaitu kekosongan stok saat dibutuhkan, yang bisa menghambat proses produksi atau menyebabkan hilangnya penjualan dan kepercayaan pelanggan.
Kesalahan pencatatan stok, baik karena input data yang tidak real-time, human error, maupun sistem yang tidak terintegrasi.
Dengan dukungan teknologi terkini, proses pengendalian stok kini dapat dilakukan secara otomatis melalui manajemen produksi dari modul manufaktur ERP Odoo. Solusi ini tidak hanya menyederhanakan alur kerja, tetapi juga meminimalkan risiko human error serta memastikan pencatatan data yang rapi dan terintegrasi dalam satu sistem.
Manajemen produksi dari modul manufaktur ERP Odoo dirancang untuk membantu perusahaan mengelola stok barang secara otomatis, akurat, dan terintegrasi. Permasalahan umum seperti overstock, stockout, kesalahan pencatatan, hingga kurangnya visibilitas terhadap pergerakan barang dapat diatasi melalui fitur-fitur yang tersedia.

2. Produktivitas Menurun Akibat Proses Produksi yang Tidak Efisien
Industri manufaktur di balik target produksi yang tidak tercapai, keterlambatan pengiriman, dan biaya operasional yang terus membengkak, sering kali tersembunyi satu akar masalah yang krusial: proses produksi yang tidak efisien.
Inefisiensi ini bisa muncul dalam berbagai bentuk mulai dari perencanaan yang tidak akurat, alur kerja yang tumpang tindih, hingga kurangnya koordinasi antara tim produksi, gudang dan perencanaan material. Akibatnya, waktu tunggu semakin panjang, tenaga kerja tidak digunakan secara optimal, dan bahan baku sering terbuang sia-sia.
Solusi yang bisa diambil oleh industri manufaktur mengimplementasikan ERP Odoo Modul Manufaktur untuk bisa menghasilkan produksi yang efisien dengan modul manajemen inventaris.

3. Kurangnya Tenaga Kerja yang Berkualitas
Industri manufaktur saat ini menghadapi tantangan besar dalam hal ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Banyak perusahaan kesulitan menemukan pekerja dengan keahlian teknis yang sesuai, seperti pengoperasian mesin, pemahaman SOP produksi, hingga keterampilan analisis kualitas. Kondisi ini diperparah dengan minimnya pelatihan internal dan kurangnya sistem pendukung yang dapat membimbing tenaga kerja baru secara efisien. Akibatnya, proses produksi menjadi lambat, tidak konsisten, dan rentan terhadap kesalahan operasional.
Odoo, sebagai sistem ERP modular, mampu membantu perusahaan manufaktur mengatasi tantangan ini dengan berbagai fitur yang mendukung efisiensi kerja, standarisasi proses, dan peningkatan keterampilan SDM secara digital.
Dengan modul Manufaktur, Odoo memungkinkan setiap tahapan produksi didokumentasikan secara sistematis melalui work order, routing, dan bill of materials (BoM). Tenaga kerja tidak lagi harus mengandalkan pengalaman pribadi, melainkan cukup mengikuti panduan digital yang tampil langsung di perangkat tablet atau desktop. Ini sangat membantu bagi pekerja baru yang belum sepenuhnya memahami proses produksi.
Melalui modul e-learning dan human resources, Odoo juga memungkinkan perusahaan menyediakan pelatihan internal berbasis sistem. Setiap pelatihan terekam dalam sistem, dan kompetensi karyawan dapat dimonitor secara real-time. Ini mempercepat proses onboarding dan memastikan tenaga kerja memiliki pemahaman standar sebelum ditempatkan di lini produksi.
Selain itu, fitur otomatisasi inventaris, barcode scanner, hingga pengaturan perencanaan produksi otomatis turut mengurangi ketergantungan terhadap input manual. Dengan begitu, beban kerja karyawan dapat berkurang, dan proses menjadi lebih akurat meskipun tenaga kerja yang tersedia masih terbatas dalam keterampilan.

4. Kurangnya Adaptasi Teknologi
Masalah minimnya adopsi terhadap teknologi modern yang seharusnya menjadi pondasi utama dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan daya saing bisnis.
Akibatnya, perusahaan manufaktur yang belum beradaptasi dengan teknologi umumnya menghadapi sejumlah permasalahan berikut:
Proses produksi dan operasional yang masih manual dan tidak efisien
Kesulitan dalam mengakses data real-time untuk pengambilan keputusan
Tidak adanya integrasi antar departemen (produksi, gudang, keuangan, penjualan, dsb.)
Biaya operasional yang tinggi karena tidak adanya sistem kontrol terpusat
Lambat dalam merespons perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan
Odoo ERP hadir sebagai solusi terintegrasi yang mampu menjawab tantangan di atas melalui satu platform digital. Dengan modul-modul yang fleksibel dan scalable seperti modul Manufaktur, inventory, purchase, accounting, hingga quality management, Odoo memberikan visibilitas menyeluruh terhadap proses bisnis mulai dari perencanaan produksi hingga pelaporan keuangan.
Solusi Sistem Produksi pada Industri Manufaktur
Permasalahan dalam sistem produksi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya tentu dapat diminimalisir melalui pendekatan yang tepat. Kunci utamanya terletak pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

1. Implementasi Sistem ERP Odoo Modul Manufaktur
Modul Manufaktur pada ERP Odoo dirancang untuk mengelola seluruh proses produksi secara menyeluruh dan real-time, mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan (execution), hingga pemantauan hasil produksi (monitoring). Modul ini terintegrasi dengan modul lain seperti Inventory, Purchase, Sales, dan Quality, sehingga menciptakan sistem yang terhubung tanpa celah.
Perusahaan manufaktur yang sebelumnya menggunakan sistem manual atau software yang tidak terintegrasi sering kali tidak mampu mengukur cost per unit secara akurat, kehilangan data produksi karena pencatatan terpisah, dan menghadapi bottleneck pada proses produksi. Dengan Odoo Manufacturing, proses tersebut menjadi otomatis, terdokumentasi, dan mudah dianalisis.
Implementasi ERP Odoo modul Manufaktur bukan hanya tentang mengadopsi teknologi baru, melainkan transformasi cara kerja yang lebih terstruktur, efisien, dan scalable untuk menghadapi tantangan industri 4.0.

2. Pelatihan Tenaga Kerja untuk Digitalisasi Proses Produksi
Transformasi digital dalam industri manufaktur tidak hanya soal implementasi teknologi, namun juga menyangkut kesiapan SDM dalam mengoperasikan sistem baru. Oleh karena itu, pelatihan tenaga kerja menjadi komponen penting dalam keberhasilan implementasi ERP Odoo.
Fokus Pelatihan:
Penggunaan Sistem Odoo: Mengenalkan cara input Work Order, pelaporan produksi, quality check, dan penggunaan barcode.
Pemahaman Proses Terintegrasi: Meningkatkan pemahaman karyawan mengenai keterkaitan antar modul seperti Inventory, Purchase, dan Manufacturing.
Manajemen Perubahan (Change Management): Mengelola mindset tenaga kerja terhadap adopsi sistem digital dan proses baru.
Pelatihan Berbasis Peran (Role-Based Training): Operator, supervisor, hingga manajer produksi akan mendapatkan pelatihan sesuai fungsinya di sistem.
Dengan pelatihan yang tepat, adopsi sistem dapat berjalan lebih cepat, mengurangi resistensi, dan meningkatkan akurasi data operasional.

3. Evaluasi Kinerja Sistem Produksi Secara Berkala
Setelah sistem ERP Odoo berjalan, perusahaan perlu menerapkan evaluasi kinerja produksi secara berkala guna memastikan proses yang dijalankan tetap optimal dan sesuai dengan target bisnis.
Indikator Evaluasi yang Didukung Odoo:
OEE (Overall Equipment Effectiveness): Mengukur efisiensi mesin dari sisi availability, performance, dan quality.
Lead Time Produksi: Menilai waktu rata-rata dari permintaan produksi hingga penyelesaian produk.
Scrap & Reject Rate: Mengetahui seberapa besar pemborosan atau kegagalan produksi.
Pemakaian Bahan Baku Aktual vs Standar: Mengukur efisiensi penggunaan material.
Downtime Analysis: Menganalisis waktu henti produksi berdasarkan alasan teknis atau operasional.
Raih kemudahan dan efisiensi dalam mengelola bisnis Anda. Pelajari lebih lanjut dan konsultasikan dengan tim konsultan Arkana untuk memanfaatkan berbagai keuntungan dari implementasi ERP Odoo modul Manufaktur.